Selasa, 17 April 2012

KEBUTUHAN ELIMINASI FEKAL


A.     PENGERTIAN
Defekasi adalah proses pembuangan atau pengeluaran sisa metabolisme berupa feses dan flatus yang berasal dari saluran pencernaan anus.
Dalam proses defekasi terjadi dua macam refleks yaitu :
1.          Refleks defekasi intrinsik
Refleks ini berawal dari feses yang masuk ke rektum sehingga terjadi distensi rektum, yang kemudian menyebabkan rangsangan pada fleksus mesentrikus dan terjadilah gerakan peristaltik. Setelah  feses tiba di anus, secara sistematis spinter interna relaksasi maka terjadilah defekasi.
2.          Refleks defekasi parasimpatis
Feses yang masuk ke rektum akan merangsang saraf rektum yang kemudian diteruskan ke spinal cord. Dari spinal cord kemudian dikembalikan ke kolon desenden, sigmoid dan rektum yang menyebabkan intensifnya peristaltik, relaksasi spinter internal, maka terjadilah defekasi.
Dorongan feses juga dipengaruhi oleh kontraksi otot abdomen , tekana diafragma dan kontraksi otot elevator. Defekasi dipermudah oleh fleksi otot femur dan posisi jongkok.
Anatomi dan fisiologi
a.       Saluran gastrointestinal bagian atas
Makanan yang masuk akan dicerna secara mekanik dan kimiawi di mulut dan di lambung dengan bantuan enzim, asam lambung. Selanjutnya makanan yang sudah dalam bentuk chyme di dorong ke usus halus.
b.      Saluran gastrointestinal bagian bawah
Saluran gastrointestinal bagian bawah meliputi usus halus dan usus besar. Usus halus terdiri atas duodenum, jejunum dan ileum yang panjangnya kira-kira 6 meter dan 2,5 cm. Usus besar terdiri atas cecum, colon dan rektum yang kemudian bermuara pada anus. Panjang usus besar sekitar 1,5 meter dan diameternya kira-kira 6 cm. Usus menerima zat makanan yang sudah berbentuk chyme (setengah padat) dari lambung untuk mengabsorpsi air, nutrien dan elektrolit.Usus sendiri mensekresi mucus, potassium, bikarbonat dan enzim. Chyme bergerak karena adanya peristaltik usus dan akan berkumpul menjadi feses di usus besar. Dari makan sampai mencapai rektum normalnya diperlukan waktu 12 jam. Gerakan kolon terbagi menjadi 3 bagian, yaitu : Haustral Shuffing adalah gerakan mencampur chyme untuk membantu absorpsi air, Kontraksi Haustral adalah gerakan untuk mendorong materi cair dan semipadat sepanjang kolon, Gerakan Peristaltik adalah berupa gelombang, gerakan maju ke anus.
B.     FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ELIMINASI:
Yang meningkatkan:
1.         lingkungan yang bebas stress
2.         kemampuan untuk mengikuti pola defekasi pribadi, privasi
3.         diet tinggi serat
4.         asupan cairan normal
5.         olah raga
6.         kemampuan untuk mengambil posisi jongkok
7.         diberikan laksatif dan katartik secara tepat
yang merusak eliminasi:
1.         stress emosional (cemas atau depresi)
2.         gagal mencetuskan reflek defekasi, kurang waktu atau kurang privasi
3.         diet tinggi lemak, tinggi karbohidrat
4.         asupan cairan kurang
5.         imobilitas atau tidak aktif
6.         tidak mampu jongkok akibat imobilitas, usia lanjut, deformasi musculoskeletal, nyeri dan nyeri selama defekasi
7.         penggunaan analgesic narkotik, antibiotic dan anestesi umum serta penggunaan katartik yang berlebihan.

C.     NILAI-NILAI NORMAL
Gas yang dihasilkan dalam proses pencernaan normalnya 7-10 liter / 24 jam. Jenis gas yang terbanyak adalah CO2, metana, H2S, O2, dan nitrogen. Feses terdiri atas 75 % air dan 25 % materi padat. Feses normal berwarna khas karena pengaruh dari mikroorganisme. Konsistensi lembek namun berbentuk.

D.     MASALAH-MASALAH UMUM PADA ELIMINASI FEKAL :
1.          Konstipasi : gangguan eliminasi yang diakibatkan adanya feses yang kering dan keras melalui usus besar. Biasanya disebabkan oleh pola defekasi yang tidak teratur, penggunaan laksatif yang lama, stres psikologis, obat-obatan, kurang aktivitas, usia.
2.          Fecal Impaction : masa feses yang keras di lipatan rektum yang diakibatkan oleh retensi dan akumulasi material feses yang berkepanjangan. Biasanya disebabkan oleh konstipasi, intake cairan yang kurang, kurang aktivitas, diet rendah serat dan kelemahan tonus otot.
3.          Diare : keluarnya feses cairan dan meningkatnya frekuensi buang air besar akibat cepatnya chyme melewati usus besar, sehingga usus besar tidak mempunyai waktu yang cuckup untuk menyerap air. Diare dapat disebabkan karena stres fisik, obat-obatan, alergi, penyakit kolon, dan iritasi intestinal
4.          Inkontinensia alvi : hilangnya kemampuan otot untuk mengontrol pengeluaran feses dan gas yang melalui spinter anus akibat kerusakan fungsi spinter atau persarafan di daerah anus. Penyebabnya karena penyakit neuromuskular, trauma spinal cord, tumor spinter anus eksterna.
5.          Kembung : flatus yang berlebihan di daerah intestinal sehingga menyebabkan distensi intestinal, dapat disebabkan karena konstipasi, pengunaan obat-obatan (barbiturat, penurunan ansietas, penurunan aktivitas intestinal), mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung gas dapat berefek anestesi.
6.          Hemorroid : pelebaran vena di daerah anus sebagai akibat peningkatan tekanan di daerah tersebut. Penyebabnya adalah konstipasi kronis, peregangan maksimal saat defekasi, kehamilan, dan obesitas.



ASUHAN KEPERAWATAN  KLIEN DENGAN
GANGGUAN KEBUTUHAN ELIMINASI FEKAL

  1. PENGKAJIAN
1.                                        Riwayat keperawatan
Pola defekasi : frekuensi, pernah berubah
Perilaku defekasi : penggunaan laksatif, cara mempertahankan pola
Deskripsi feses : warna, bau dan tekstur
Diet : makanan yang mempengaruhi defekasi, makanan yang biasa dimakan, makanan yang dihindari, dan pola makan yang teratur atau tidak
Cairan : jumlah dan jenis minuman / hari
Aktivitas : kegiatan sehari-hari
Kegiatan yang spesifik
Peggunaan medikasi : obat-obatan yang mempengaruhi defekasi
Stres : stres berkepanjangan atau pendek, kopig untuk menghadapi atau bagaimana menerima
Pembedahan / penyakit menetap
2.          Pemeriksaan fisik
Abdomen : distensi, simetris, gerakan peristaltik, adanya massa pada perut, tenderness
Rektum dan anus : tanda-tanda inflamasi, perubahan warna, lesi, fistula, hemorroid, adanya massa, tenderness
3.                                        Keadaan feses
Konsistensi, bentuk, bau, warna, jumlah, unsur abnornal dalm feses : lendir.
4.                                        Pemeriksaan diagnostik
Anuskopi
Proktosigmoidoskopi
Rontgen dengan kontras

  1. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin muncul :
1.   Gangguan eliminasi bowel : konstipasi 
2.   Gangguan eliminasi bowel : diare
3.   Gangguan eliminasi bowel : inkontinensia





DAFTAR PUSTAKA.

  1. Towarto, Wartonal. 2007. Kebutuhan Dasar & Prose Keperawatan. Edisi 3. Salemba Medika. Jakarta.
  2. Alimul H, A Aziz. 2006. Pengantar KDM Aplikasi Konsep & Proses Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.
  3. Elis J.R, Nowlis E.A. 1985. Nursing a Human Needs Approach. Third Edition. Houghton Mefflin Company. Boston.
  4. NANDA, 2002, Nursing Diagnoses : Definitions & Classifications.
  5. North American Nursing Diagnosis Association. 2001. Nursing Diagnoses : Definition & Classification 2001-2002. Philadelphia.





























Tidak ada komentar:

Posting Komentar