Selasa, 17 April 2012

KEBUTUHAN ELIMINASI URINE


A.     PENGERTIAN
  skip to main | skip to sidebar         Merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-  zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh.Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).

B.     SISTEM TUBUH YANG BERPERAN DALAM ELIMINASI URINE
GINJAL
Ginjal suatu kelenjar yang terletak di bagian belakang dari kavum abdominalis di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra lumbalis III, melekat langsung pada dinding belakang abdomen.
Bentuknya seperti biji kacang , panjangnya sekitar 12,5 cm dan tebalnya 2,5 cm (kurang lebih sebesar kepalan tangan),jumlahnya ada dua buah kiri dan kanan. Setiap ginjal memiliki berat antara 125 – 175 gram pada laki-laki dan 115 – 155 gram pada perempuan. Ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari ginjal wanita.
Setiap ginjal diselubungi oleh tiga lapisan jaringan ikat yaitu :
1.      Fasia renal adalah pembungkus terluar. Pembungkus ini melabuhkan ginjal pada struktur di
sekitarnya dan mempertahankan posisi organ.
2.      Lemak perirenal adalah jaringan adipose yang terbungkus fasia ginjal. Jaringan ini membantali ginjal dan membantu organ tetap pada posisinya.
3.      Kapsul fibrosa adalah membran halus transparan yang lansung membungkus ginjal dan dapat dengan mudah lepas.
STRUKTUR INTERNAL GINJAL
1.        HILUS adalah tingkat kecekungan tepi medial ginjal.
2.        SINUS GINJAL adalah rongga berisi lemak yang membuka pada hilus. Sinus ini membentuk perlengketan untuk jalan masuk dan keluar ureter , vena dan arteri renalis, saraf dan limfatik.
3.        PELVIS GINJAL adalah perluasan ujung proksimal ureter. Ujung ini berlanjut menjadi dua sampai tiga kaliks mayor, yaitu rongga yang mencapai glandular, bagian penghasil urine pada ginjal. Setiap kaliks mayor bercabang mejadi beberapa (8-18) kaliks minor.
4.        PARENKIM GINJAL adalah jaringan ginjal yang menyelubungi struktur sinus ginjal.

URETER
Terdiri dari dua saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih. Panjangnya 25-30 cm, dengan penampang ± 0,5 cm. ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.

Lapisan dinding ureter terdiri dari :
° Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
° Lapisan tengah lapisan otot polos
° Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa.
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltic setiap 5 menit sekali yang akan
mendorong air kemih masuk ke dalam vesika urinaria.Ureter berjalan hampir vertical ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi oleh peritoneum.

VESIKA URINARIA
Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak di belakang simpisis pubis di dalam rongga panggul. Bentuknya seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis medius.

Bagian vesika urinaria terdiri dari :
§   Fundus yaitu bagian yang menghadap ke arah belakang dan bawah, bagian terpisah dari rectum oleh spatium rectovesicle yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferent, vesika seminalis dan prostat.
§  Korpus yaitu bagian antara verteks dan fundus.
§  Verteks, bagian yang runcing ke arah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis.
Dinding vesika urinaria terdiri dari :
§   Lapisan luar (peritoneum)
§   Tunika muskularis (lapisan otot)
§   Tunika sub mukosa
§   Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).

URETRA
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar.
Pada laki-laki uretra berjalan berkelok-kelok melalui tengah-tengah prostat kemudian menembus lapisan fibrosa, yang menembus tulang pubis ke bagian penis panjangnya ± 20 cm.

Uretra pada laki-laki terdiri dari :
° Uretra prostatika
° Uretra membranosa
° Uretra kavernosa
Lapisan uretra laki-laki terdiri dari : lapisan mukosa, dan lapisan sub mukosa.
Uretra pada wanita terletak di belakang simfisis pubis berjalan miring sedikit ke arah atas , panjangnya kurang lebih 3-4 cm.
Lapisan uretra wanita terdiri dari : tunika muskularis, lapisan spongiosa, dan lapisan mukosa.
Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra disini hanya berfungsi sebagai saluran ekskresi.


C.     PROSES BERKEMIH
Berkemih (miction, mycturition, voiding atau uination) adalah proses pengosongan vesika urinaria (kandung kemih)
Proses ini dimulai dengan dalam vesika urinaria yang merangsang saraf-saraf sensorik dalam kandung kemih. Vesika urinaria dapat menimbulkan rangsangan saraf bila berisi kurang lebih 250-450cc (pada orang dewasa) dan 200-250cc (pada anak-anak).
Mekanisme berkemih terjadi karena VU berisi urine yang dapat menimbulkan rangsangan. Melalui medula spinalis dihantarkan kepusat pengontrol berkemih yang terdapat dikortek serebri, kemudian otak memberikan impuls/rangsangan melaluimedula spinalis ke neuromotoris didaerah sakral, serta terjadi koneksasi otot detrusor dan relaksasi otot sfinkter internal.
Komposisi Urine
1.         Air (96%)
2.         Larutan (4%)
a.        Larutan organik (urea, amonia, kreatin dan uric acid)
b.        Larutan anorganik (natrium, klorida, kalium, sulfat, magnesium dan fosfor

D.     FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ELIMINASI URINE
1.             Diet dan asupan
2.             Respon keinginan awal untuk berkemih
3.             Gaya hidup
4.             Stress psikologis
5.             Tingkat aktivitas
6.             Tingkat perkembangan
7.             Kondisi penyakit
8.             Sosiokultural
9.             Kebiasaan seseorang
10.         Tonus otot
11.         Pembedahan
12.         Pengobatan
 
E.     MASALAH KEBUTUHAN ELIMINASI URINE
1.         Retensio urine
Penumpukan urine dalam kadung kemih akibat ketidakmampuan kandung kemih untuk mengosongkan isinya, sehingga menyebabkan distensi dari vesika urinaria.
2.         Inkontenensia urine
Ketidakmampuan otot sfinkter eksternal sementara atau menetap untuk mengontrol ekskresi urine.

Inkontenensia urine terdiri atas
a.       Inkontenensia dorongan
Keadaan dimana seseorang mengalami pengeluaran urine tanpa sadar.

b.      Inkontenensia Total
Keadaan dimana seseorang mengalami pengeluaran urine yang terus menerus dan tidak dapat diperkirakan.
c.       Inkontenensia stres
Keadaan dimana seseorang mengalami kehilangan  urine < 50 ml, terjadi dengan peningkatan tekanan abdomen.
d.      Inkontenensia refleks
Keadaan dimana seseorang mengalami pengeluaran urine yang tidak dirasakan
e.       Inkontenensia fungsional
Keadaan dimana seseorang mengalami pengeluaran urine tanpa disadari dan tidak dapat diperkirakan.
3.         Enuresis
Ketidaksanggupan menahan kemih (mengompol) yang diakibatkan tidak mampu mengontrol sfinkter eksterna. Biasanya enuresis terjadi pada anak atau orang jompo, umumnya pada malam hari.

F.      PERUBAHAN POLA ELIMINASI URINE
1.      Frekuensi
Jumlah berkemih dalam sehari. Frekwensi yang tinggi dijumpai pada keadaan stress atau hamil
2.      Urgensi
Perasaan seseorang untuk berkemih, takut mengalami inkontenensia jika tidak berkemih
3.      Disuria
Rasa sakit atau kesulitan dalam berkemih. (ISK, trauma, striktur uretra)
4.      Poliuria
Produksi urine abnormal dalam jumlah besar oleh ginjal tanpa adanya peningkatan asupan cairan.
5.      Urinaria Supresi
Berhentinya produksi urine secara mendadak, secara normal urine diproduksi oleh ginjal secara terus menerus pada kecepatan 60-120ml/jam.



ASUHAN KEPERAWATAN  KLIEN DENGAN
GANGGUAN KEBUTUHAN ELIMINASI FEKAL

  1. PENGKAJIAN
1.         Kebiasaan berkemih
-          Kebiasaan berkemih
-          Hambatannya
-          Frekuensi berkemih
2.         Pola berkemih
-          Frekwensi berkemih
-          Urgensi
-          Disuria
-          Poliuria
-          Urinaria supresi
3.         Volume urine
No
Usia
Jumlah/Hari
1
1 – 2 hari
15- 60 ml
2
3 – 10 hari
100 – 300 ml
3
10 – 2 bulan
250 – 400 ml
4
2 bln – 1 tahun
400 – 500 ml
5
1 – 3 tahun
500 – 600 ml
6
3 – 5 tahun
600 – 700 ml
7
5 – 8 tahun
700 – 1000 ml
8
8 – 13 tahun
800 – 1400 ml
9
14 – dewasa
> 1500 ml
10
Dewasa tua
≤ 1500 ml

4.         Faktor yang mempengaruhi  kebiasan buang air kecil
    • Diet dan asupan
    • Respon keinginan awal untuk berkemih
    • Gaya hidup
    • Stress psikologis
    • Tingkat aktivitas
5.         Keadaan urine
-          Warna
-          Bau
-          PH
-          Kejernihan
-          Berat Jenis
-          Protein
-          Darah
-          Glukosa
6.         Tanda klinis gangguan eliminasi urine
-          Retensi urine
-          Inkontenensia urine
-          Enuresis

  1. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.         Retensio urine
2.         Ikontenensia fungsional
3.         Inkontenensia dorongan
4.         Inkontenensia Total
5.         Inkontenensia stres
6.         Inkontenensia refleks





DAFTAR PUSTAKA

  1. Towarto, Wartonal. 2007. Kebutuhan Dasar & Prose Keperawatan. Edisi 3. Salemba Medika. Jakarta.
  2. Alimul H, A Aziz. 2006. Pengantar KDM Aplikasi Konsep & Proses Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.
  3. Elis J.R, Nowlis E.A. 1985. Nursing a Human Needs Approach. Third Edition. Houghton Mefflin Company. Boston.
  4. NANDA, 2002, Nursing Diagnoses : Definitions & Classifications.
  5. North American Nursing Diagnosis Association. 2001. Nursing Diagnoses : Definition & Classification 2001-2002. Philadelphia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar