Selasa, 17 April 2012

KONSEP DASAR OKSIGENASI


  1. PENGERTIAN PERNAPASAN
Secara umum bernapas diartikan menghirup udara (luar tubuh) dan menghembuskan udara dari paru-paru (Yoseph Tueng, Anatomi dan Fisiologi, 1987 hal 79). Pernapasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung O2 (oksigen) ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang mengandung CO2 (karbondioksida) sebagai sisa dari oksidasi. (Drs.H.Syafyddin.B.Ac, Anatomi Fisiologi, 1997 hal 87).
Secara fisiologi pernapasan tebagi atas
1.    Pernafasan luar (respirasi eksternal)
     Adalah proses pertukaran O2 (oksigen) dari udara dengan CO2 (karbondioksida) dari pembuluh darah yang terjadi di alveolus.
2.    Pernafasan dalam (respirasi internal)
     Adalah proses bertukarnya O2 (oksigen) dari darah dengan CO2 (karbondioksida) dari jaringan O2 (oksigen) dikeluarkan dari darah untuk keperluan jaringan dan CO2 (karbondioksida) dipungut oleh darah dari jaringan untuk dibawa ke alveoli di paru-paru.

  1. GUNA PERNAPASAN
Guna pernafasan antara lain :
1.      Mengambil O2 (oksigen).
2.      Mengeluarkan CO2 (karbondioksida) sisa pembakaran.
3.       Meningkatkan dan melembabkan udara.
4.      Melindungi sistem pernafasan dan jaringan lain dari serangan patogenik.
5.      Untuk pembentukan komunikasi seperti berbicara, bernyanyi, berteriak dan menghasilkan suara.

  1. ORGAN-ORGAN PERNAPASAN
1.      Hidung (nasal)
Hidung mempunyai 2 (dua) rongga yang dibagi oleh suatu sekat yang disebut septumnasi. Dinding bagian dalam rongga hidung (capum nasi) terdiri dari selaput lendir yang berfungsi menetralisir suhu dan kelembaban udara yang masuk sehingga tidak berbeda dengan suhu tubuh. Dibagian dalam rongga hidung terdapat bulu-bulu halus yang berfungsi menyaring debu/ kotoran yang masuk kedalam hidung pada saat bernapas.

2.      Tekak (faring)
Merupakan suatu rongga yang menyambung antara cavumnasi dengan laring. Faring terletak dibelakan rongga hidung, rongga mulut dan didepan kerongkongan bagian atas.
Tekak terbagi atas 3 (tiga) bagian:
a.       Bagian atas disebut nasofaring.
b.      Bagian tengah disebut orofaring.
c.       Bagian bawah disebut laringo faring.

3.      Pangkal tenggorokan (laring)
Laring terletak dibawah epiglotis hingga dibawah jakun. Bentuknya seperti pipa bulat, terdiri dari kepingan-kepingan tulang rawan yang diikat oleh pigmen dan membran. Pada bagian ini terdapat pita suara. Dinding laring bagian dalam terdiri dari selaput lendir yang berguna untuk menyesuaikan suhu dan kelembaban udara yang masuk agar sesuai dengan suhu tubuh.
Laring terdiri dari 5 (lima) tulang rawan, sebagai berikut:
a.       Kartilago tiroid (1 buah) dengan jakun.
b.      Kartilago ariteanoid (2 buah) berbentuk beker.
c.       Kartilago krikoid (1 buah) berbentuk cincin.
d.      Kartilago epiglotis (1 buah).

4.      Batang tenggorokan (trachea)
Bentuknya seperti pipa, terletak dari faring hingga sebatas vertebralis thorakalis ke 5. Tersusun dari 16 hingga 20 buah cincin tulang rawan yang bagian belakangnya diikat oleh jaringan fibrosa dan otot. Bagian dalamnya dilapisi oleh selaput lendir, yang berguna untuk menyesuaikan udara yang masuk. Pada trachea terdapat sel-sel bersilia gunanya untuk mengeluarkan benda-benda asing yang masuk bersama-sama dengan udara pernapasan.

5.      Cabang trachea (bronkus)
Ada 2 buah bronkus yaitu bagian kiri dan kanan. Bronkhus kanan lebih pendek dari bronchus kiri. Bronkhus bercabang lagi menjadi bronchus paru-paru yaitu bronchus paru atas, bronchus paru tengah dan bronchus paru bawah. Cabang bronchus yang besar disebut segmenlobus dan cabang selanjutnya disebut segmen bronchus.

6.      Cabang bronkus (bronkhiolus) terdapat didalam paru-paru.
Cabang bronkhiolus banyak sekali dengan garis tengah 1 mm. Diujung bronkhiolus terdapat suaru kantong udara yang disebut alveoli.

7.      Kantong udara (alveoli) merupakan akhir dari bronkhiolus.
Alveoli membentuk kelompok-kelompok yang disebut asinus, yang merupakan unit fungsional paru-paru. Disini terjadi pertukaran oksigen dari udara dan karbondioksida dari darah. Alveoli dikelilingi pembuluh darah atau kapiler.

8.       Paru-paru.
Bentuknya seperti kerucut, berada didalam rongga thorak yang diselaputi oleh pleural.
Diantara paru kanan dan kiri terdapat jantung. Paru-paru terdapat atas bagian-bagian oleh celah-celah yang disebut lobus.
a.       Paru-paru kanan terdiri atas lobus superior, lobus medius dan lobus inferior.
b.      Paru-paru kiri terdiri atas lobus superior dan lobus inferior.
Setiap lobus terdiri dari lobula-lobula yaitu kumpulan dari alveoli.
Kapasitas paru-paru
Merupakan kesanggupan paru-paru dalam menampung udara di dalamnya. Waktu ekspirasi
udara di dalam paru-paru masih tertinggal ± 3 liter, sedangkan pada waktu pernapasan tertinggal      ± 2½ liter.

  1. PROSES TERJADINYA PERNAPASAN
Refleks bernapas diatur oleh pusat pernapasan medulla oblongata.

Inspirasi terjadi jika :

Nervus prenikus Rangsangan

Muskulus diafragma mengkerut datar

Jarak stratum vertebra semakin lusa dan melebar

Rongga dada membesar sehingga pleura tertarik

Tekanan udara berkurang sehingga udara masuk






Ekspirasi terjadi jika :

Otot relaksasi

Rongga dada menjadi kecil

Udara di dorong keluar.

  1. MACAM-MACAM PERNAPASAN
1.      Pernapasan dada
Pada saat bernapas, rangka terbesar bergerak. Ini terjadi pada rangka lunak yaitu pada orang-
orang muda dan perempuan.

2.       Pernapasan perut
Pada waktu bernapas diafragma turun naik, maka biasanya terjadi pada orang tua. Jika tulang rawannya tidak begitu lembek yang disebabkan banyak zat kapur mengendap di dalamnya dan ini banyak kelihatan pada pria.

  1. FISIOLOGI PERNAPASAN
1.      Pengendalian pernapasan
Proses pernapasan dikendalikan oleh kimiawi dan syaraf. Pada proses kimiawi, karbondioksida merangsang saraf di medulla oblongata dan disalurkan lewat saraf phrenikus dan saraf interkostalis yang selanjutnya menuju otot-otot pernapasan (otot diafragma atau interkostalis). Otot ini berkontraksi sehingga terjadilah pernapasan.
2.      Kecepatan pernapasan
Napas wanita lebih cepat dari pria. Patokan normalnya sebagai berikut (sumber Fundamental
Of Nursing, Lilis Taylor, Lippincott, 1997) :
a.       Bayi usia< 1 tahun : 30 – 60 X/Menit.
b.      Anak usia 1-5 tahun : 20 – 40 X/Menit
c.       Anak usia 6 – 12 tahun : 15 – 25 X/Menit
d.       Dewasa : !6 – 20 X/Menit.
3.      Kebutuhan tubuh akan oksigen
Oksigen diperlukan oleh tubuh pada tingkat metabolisme sel. Sel tubuh yang tidak memperoleh oksigen akan mengalami kerusakan dan mati. Bila seseorang kekurangan oksigen akan terlihat kebiru-biruan pada ujung telunjuk tangan, bibir serta ujung telinga.

  1. PERUBAHAN POLA NAPAS
1.      Tachypnea
Pernafasan yang sangat cepat
2.      Bradypnea
Perlambatan abnormal pernafasan
3.      Apnea
Henti Nafas
4.      Hiperventilasi
Peningkatan udara yang masuk ke paru-paru
5.      Kusmaul
Pola nafas cepat dan dalam yang tanpa henti
6.      Hipoventilasi
Penurunan udara yang masuk ke paru
7.      Dispnea
Kesulitan dalam bernafas
8.      Orthopnea
Ketidakmampuan untuk bernafas, kecuali pada posisi tegak atau berdiri
9.      Cheyne stokes
Pernafasan yang makin lama makin dalam dan dangkal lalu terhenti sejenak bergantian secara teratur




ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN
GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

A.    PENGKAJIAN
Pernafasan
                  Inspeksi
1.   Bentuk Dada
        Simetris
     Funnel Chest

        Asimetris
     Pigeon Chest

        Barrel Chest


2.   Pola Nafas
    Frekwensi Nafas.......x/menit
        Reguler
     Cheyne Stokes
     Kussmaul
        Ireguler
     Biot
     Apnea
        Hiper Ventilasi
     Hipo Ventilasi
     Lain-lain
3.   Gerakkan Pernafasan
        Intercostal
     Supra Clavicula  
     Tracheal Tag
        Substernal
     Suprasternal
     Flail Chest

Palpasi
Tractil Fremitus / Fremitus Vokal
        Meingkat Reguler
     Lokasi..............

        Menurun 
     Lokasi..............

        Lain-lain
    

Perkusi
                        Batas kanan     ;
                        Batas Kiri        ;
Suara-suara yang dijumpai pada perkusi :
Sonor :
                                                Ya                               Tidak
Redup :
                                               Ya                               Tidak
Pekak :                                                Ya                               Tidak
Hipersonor atau timpani :                    Ya                               Tidak
Auscultasi
Bunyi Nafas
a.    Normal
Vesikuler di..............
Bronchial di..............
Bronchovesikuler di..........
b.   Abnormal
        Stridor              Lokasi.......        
        Wheezing         Lokasi.......   
        Rales                Lokasi.......            
        Ronchi             Lokasi.......
        Krepitasi          Lokasi.......       
        Friction Rap    Lokasi.......     
c.    Resonan Lokal
        Pectoreloguy

        Bronchofoni
        Egofoni





4.   Alat Bantu Pernafasan
        Nasal
     Bag and Mask
     Tracheostomi
        Masker
     Respirator
  








B.     DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
Beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi antara lain:
1.   Tidak efektifnya pola nafas b.d. distensi dinding dada, kelelahan
2.   Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d. spasme jalan nafas.
3.   Gangguan pertukaran gas b.d. retensi CO2







DAFTAR PUSTAKA

  1. Towarto, Wartonal. 2007. Kebutuhan Dasar & Prose Keperawatan. Edisi 3. Salemba Medika. Jakarta.
  2. Alimul H, A Aziz. 2006. Pengantar KDM Aplikasi Konsep & Proses Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.
  3. Elis J.R, Nowlis E.A. 1985. Nursing a Human Needs Approach. Third Edition. Houghton Mefflin Company. Boston.
  4. NANDA, 2002, Nursing Diagnoses : Definitions & Classifications.
  5. North American Nursing Diagnosis Association. 2001. Nursing Diagnoses : Definition & Classification 2001-2002. Philadelphia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar